Status Gizi Dan Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah faktor penting pada tubuh untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan berumur panjang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika, lingkungan, dan life style. Penilaian komposisi tubuh merupakan alat penting bagi ahli gizi untuk mengevaluasi status gizi secara efektif dan memantau perkembangan selama intervensi diet.
Seiring bertambahnya usia manusia, terjadi peningkatan alami dalam massa lemak yang dibarengi dengan penurunan bertahap dalam massa tanpa lemak, khususnya massa tulang dan otot. Individu dengan persentase lemak tubuh yang tinggi mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan kematian dini. Penurunan kepadatan mineral tulang secara signifikan menandakan osteopenia dan osteoporosis, sedangkan penurunan massa otot rangka meningkatkan risiko terjadinya sarcopenia.
Selain itu, kekurangan gizi memperburuk dampak dari banyak kondisi medis dan penting untuk diatasi. Meskipun pelacakan berat badan dan perhitungan BMI umumnya digunakan oleh dokter dan ahli gizi, pengukuran ini tidak memberikan wawasan tentang kontribusi relatif dari massa lemak dan massa bebas lemak atau perubahan dalam kompartemen ini yang mungkin mencerminkan risiko penyakit. Oleh karena itu, penting bagi profesional kesehatan untuk memiliki pemahaman kritis mengenai penilaian komposisi tubuh serta kekuatan dan keterbatasan metode yang tersedia.
Status Gizi
Status gizi seseorang didefinisikan sebagai kondisi tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan, penyerapan, dan pemanfaatan zat gizi serta pengaruh status fisiologis dan patologis tertentu. Penilaian antropometri dan komposisi tubuh digunakan untuk secara rutin mendeteksi atau mendiagnosis beberapa masalah gizi penting pada orang dewasa dan remaja, termasuk kelebihan berat badan, obesitas, kekurangan gizi, osteoporosis, sarcopenia, dan obesitas sarcopenic.
Penilaian komposisi tubuh membagi total massa tubuh seseorang menjadi proporsi relatif massa lemak( FM) dan massa bebas lemak( FFM); FFM terdiri dari otot, tulang, organ, ligamen, tendon, dan air. Kuantifikasi lemak, otot, tulang, dan air sangat informatif dalam opinion, pengelolaan, dan pengobatan beberapa kondisi terkait nutrisi yang berdampak pada kesehatan individu dan populasi.
Secara umum penilaian status gizi dapat dikelompokan menjadi 2( dua) yaitu penilaian status gizi langsung dan status gizi tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
1. Penilaian status gizi secara antropometri
Antropometri berasal dari kata anthopros( tubuh) dan metros ukuran).
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia., antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Dalam bidang ilmu gizi, antropometri digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tinggi duduk, lingkar perut, lingkar pinggul, dan lapisan lemak bawah kulit. Parameter indeks Pengukuran antropometri adalah proses pengukuran dimensi fisik dan proporsi tubuh manusia. Ini melibatkan pengukuran berbagai parameter fisik, seperti tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, lingkar lengan atas, dan lebar pinggul, serta proporsi tubuh seperti rasio pinggang- pinggul atau rasio pinggang-tinggi.
antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator berat badan menurut umur( BB/ U). Tinggi badan menurut umur( TB/ U), Indeks Massa Tubuh Menurut Umur( IMT/ U)( Kemenkes, 2010). Indeks massa tubuh menurut umur( IMT/ U) ialah menentukan atau melihat status gizi seseorang dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan seseorang.
Ukuran fisik seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi. Rumus Perhitungan IMT adalah sebagai berikut( Supariasa etal., 2016). Berat badan dalam satuan kg, sedangkan tingi badan dalam satuan cadence.Remaja usia 5- 19 tahun nilai IMT- nya harus dibandingkan dengan referensi WHO/ NCHS 2007( WHO, 2007). Nilai individu subyek( NIS) merupakan hasil dari IMT kemudian nilai standard baku rujukan( NMBR) dan Nilai Simpang Baku Rujukan( NSBR) dapat dlihat pada buku standar antropometri tahun 2010.
Indeks IMT/U anak umur 5-18 tahun:
Obesitas : > 2SD
Gemuk : > 1SD sampai dengan 2 SD
Normal : -2SD sampai dengan 1 SD
Kurus : -3SD sampai dengan < -2SD
Sangat kurus : < -3SD (Kemenkes, 2010)
2) Penilaian status gizi secara biokimia
Penilaian status gizi biokimia melibatkan pengukuran parameter biokimia dalam tubuh untuk mengevaluasi status gizi seseorang. Beberapa parameter biokimia yang sering digunakan dalam penilaian status gizi meliputi:
Kadar Nutrien dalam Darah: Ini melibatkan pengukuran kadar nutrien tertentu dalam darah, seperti kadar zat besi, vitamin B12, folat, vitamin D, dan lain-lain. Kadar nutrien ini dapat memberikan gambaran tentang asupan nutrisi seseorang dan kemungkinan defisiensi atau kelebihan.
Profil Lipid: Ini termasuk pengukuran kolesterol total, kolesterol HDL (kolesterol baik), kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida. Profil lipid ini penting untuk mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular dan menilai efektivitas perubahan diet atau gaya hidup dalam mengelola kesehatan kardiovaskular.
Gula Darah: Pengukuran gula darah dapat memberikan informasi tentang metabolisme glukosa seseorang. Gula darah tinggi dapat mengindikasikan risiko diabetes atau intoleransi glukosa.
Albumin dan Protein Total dalam Darah: Albumin dan protein total adalah indikator status gizi protein dalam tubuh. Kadar albumin yang rendah dapat menunjukkan malnutrisi atau penyakit kronis.
Kreatinin Serum: Kreatinin adalah produk sampingan metabolisme otot yang diekskresikan oleh ginjal. Pengukuran kreatinin serum dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal seseorang.
Elektrolit: Ini termasuk pengukuran kadar natrium, kalium, dan klorida dalam darah, yang penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit yang tepat dalam tubuh.
Asam Lemak Essensial: Beberapa asam lemak tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Pengukuran asam lemak essensial dalam darah dapat memberikan gambaran tentang asupan lemak esensial seseorang.
3) Penilaian status gizi secara klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organorganyang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorangdengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.